Minggu, 20 Januari 2013

Belajar Besyukur

Sekitar 2 minggu yang saya melihatnya terbaring kaku di salah satu kasur, dia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk menangispun dia mengalami kesulitan, hanya bisa merengek, mungkin karena kesakitan atau merasa sebal dan jenuh karena tidak bisa bergerak dengan lincah di masa emasnya. Waktu itu dia batuk, tapi untuk mengeluarkan dahakpun terasa susah. Hal tersebutpun sudah merupakan kemajuan, karena sebelumnya dia mengalami koma. Di sana saya melihat ibunya dengan sabar mengurusnya, memandikan dengan lap basah, membantunya mengeluarkan batuk dahak yang membuatnya sulit bernafas dan memijat tubuhnya yang kaku karena sudah beberapa hari menutup mata dan memang karena tidak bisa digerakkan. Saya hanya bisa terdiam melihat kejadian tersebut dan merutuki diri sendiri yang tidak pernah puas akan segala hal.

Sebelumnya dia adalah bocah 4 tahun yang sehat, selayaknya anak-anak lainnya, suka bermain dengan teman-teman, berlari, bersenda gurau dan bermain sepeda. Namun sekarang, untuk menggerakkan tubuhnya pun dia mengalami kesulitan. Entah karena apa, belum diketahui secara pasti, apakah itu virus atau sesuatu yang lain. Waktu terakhir saya melihatnya, dia berada di ruang isolasi bersama ibunya. Kemarin saya tidak sengaja melihatnya di bangsal bersama anak yang lain, hal ini menandakan bahwa dia mengalami kemajuan. Kemudian saya berkunjung ke kamarnya, masih sama seperti waktu itu, ibunya dengan sabar mengurus buah hatinya yang sedang jatuh sakit. Kali ini dia bisa menangis, walapun belum bisa lepas selayaknya anak yang lain. Ibunya berkata pada sang buah hati untuk menangis yang keras. Dia pun mulai bisa menggerakkan kakinya sekali-sekali. Saya terharu dan senang melihat kemajuan yang terjadi. Ibunya adalah seorang yang hebat, ibu yang sabar. Begitulah sosok ibu pada umumnya, melakukan sesuatu apapun untuk buah hatinya tanpa pamrih. Dan ibu selalu berdoa agar anaknya bisa sembuh, bagaimanapun keadaannya, yang penting bisa mandiri. Dalam hati, saya ikut berdoa agar adik kecil ini bisa segera sembuh dan bisa segera bermain bersama teman-temannya lagi.

Hal ini bisa menjadi pengingat di saat kita lengah dan lalai. Nikmat sehat itu memang mahal harganya. Dan, musibah memang selalu datang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Apapun itu, semuanya dari Allah, Sang Penguasa langit dan bumi. Kita, hanya bisa berdoa dan berikhtiar semaksimal mungkin, dan hasilnya kita serahkan kembali kepada-Nya. 

Yogyakarta
Ditulis oleh penulis pada 21-11-12 05:50, dan dipublikasikan melalui proses pengeditan pada waktu yang sudah tertera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar