Sekitar 2 minggu yang saya melihatnya terbaring kaku di
salah satu kasur, dia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk
menangispun dia mengalami kesulitan, hanya bisa merengek, mungkin karena
kesakitan atau merasa sebal dan jenuh karena tidak bisa bergerak dengan lincah
di masa emasnya. Waktu itu dia batuk, tapi untuk mengeluarkan dahakpun terasa
susah. Hal tersebutpun sudah merupakan kemajuan, karena sebelumnya dia
mengalami koma. Di sana saya melihat ibunya dengan sabar mengurusnya,
memandikan dengan lap basah, membantunya mengeluarkan batuk dahak yang
membuatnya sulit bernafas dan memijat tubuhnya yang kaku karena sudah beberapa
hari menutup mata dan memang karena tidak bisa digerakkan. Saya hanya bisa
terdiam melihat kejadian tersebut dan merutuki diri sendiri yang tidak pernah
puas akan segala hal.
Sebelumnya dia adalah bocah 4 tahun yang sehat,
selayaknya anak-anak lainnya, suka bermain dengan teman-teman, berlari,
bersenda gurau dan bermain sepeda. Namun sekarang, untuk menggerakkan tubuhnya
pun dia mengalami kesulitan. Entah karena apa, belum diketahui secara pasti, apakah
itu virus atau sesuatu yang lain. Waktu terakhir saya melihatnya, dia berada di
ruang isolasi bersama ibunya. Kemarin saya tidak sengaja melihatnya di bangsal
bersama anak yang lain, hal ini menandakan bahwa dia mengalami kemajuan.
Kemudian saya berkunjung ke kamarnya, masih sama seperti waktu itu, ibunya
dengan sabar mengurus buah hatinya yang sedang jatuh sakit. Kali ini dia bisa
menangis, walapun belum bisa lepas selayaknya anak yang lain. Ibunya berkata
pada sang buah hati untuk menangis yang keras. Dia pun mulai bisa menggerakkan
kakinya sekali-sekali. Saya terharu dan senang melihat kemajuan yang terjadi.
Ibunya adalah seorang yang hebat, ibu yang sabar. Begitulah sosok ibu pada
umumnya, melakukan sesuatu apapun untuk buah hatinya tanpa pamrih. Dan ibu
selalu berdoa agar anaknya bisa sembuh, bagaimanapun keadaannya, yang penting
bisa mandiri. Dalam hati, saya ikut berdoa agar adik kecil ini bisa segera
sembuh dan bisa segera bermain bersama teman-temannya lagi.
Hal ini bisa menjadi pengingat di saat kita lengah dan
lalai. Nikmat sehat itu memang mahal harganya. Dan, musibah memang selalu
datang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Apapun itu, semuanya dari Allah,
Sang Penguasa langit dan bumi. Kita, hanya bisa berdoa dan berikhtiar
semaksimal mungkin, dan hasilnya kita serahkan kembali kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar