Rabu, 20 Desember 2017

Bekunjung ke Jogja

Perjalanan akan selalu membekas di masing-masing ingatan setiap individu, termasuk saya. Dahulu, ada masanya saya enggan melakukan perjalanan, kenapa? Trauma, mabuk kendaraan, ketika sekeluarga bertamasya, saya lebih memilih untuk jaga rumah, aman, tak menyiksa. Seiring berjalannya waktu, saya mulai memberanikan diri untuk berubah. Memasuki sekolah menengah atas, saya memilih sekolah favorit, yang jarak tempuhnya 17 km dari rumah, waktu itu saya harus menggunakan transportasi umum berupa bus. Awal menjalani rasanya ingin menyerah, pusing, mual bahkan pernah muntah ketika di dalam bus atau sesampainya di rumah atau sekolah. Syukur waktu itu tak menyerah, jadilah mabuk kendaraan saya sedikit terobati dengan saban hari naik bus pulang pergi ke sekolah. Memasuki bangku kuliah saya melakukan perjalanan lebih jauh lagi. Kurang lebih 50 km dari rumah. Tapi tak tiap hari saya pulang pergi, setidaknya 2 minggu sekali baru saya pulang. Perjalanan semakin menjadi sabahat saya, karena dengan melakukan perjalanan saya bisa mengais ilmu, bertemu teman baru, berkumpul kembali bersama keluarga.

Jumat, 08 Desember 2017

Harbolnas Tiba, Saat Tepat Wujudkan Wishlist

Semenjak duduk di bangku sekolah menengah pertama, saya sangat menyukai pelajaran kesenian, terutama seni rupa. Di sana saya diajarkan tentang mengubah nilai suatu barang menjadi lebih bernilai. Saya diajarkan menggambar, mewarnai dan berkreasi dengan barang bekas, juga diajarkan untuk mengukir. Iya, karena saya berada di Jepara yang terkenal dengan kota ukirnya.