Jumat, 30 Januari 2015

Ayo Melek Gizi, Menuju Bangsa Sehat Berprestasi

Gizi adalah salah satu cikal bakal dari kesehatan generasi penerus bangsa. Kesehatan akan berpengaruh pada prestasi yang nantinya akan berdampak pada kualitas penerus bangsa Indonesia. Siapa yang tidak mau menjadi bangsa maju dengan generasi yang berpretasi? Pastinya mau donk ya… Namun, sampai sekarang pun, masih banyak masyarakat yang belum mengerti akan pentingnya gizi untuk kehidupan. Di beberapa wilayah, mungkin karena faktor ekonomi yang terbatas, secara otomatis memaksa orang tua untuk memberikan asupan makanan kepada anaknya secara apa adanya. Makanan untuk orang tua saja masih kurang apalagi untuk anak mereka. Bagi yang masih berusia bayi pasti memiliki risiko untuk menderita gizi kurang atau bahkan gizi buruk, dimana asupan makanan ibu masih kurang yang pastinya akan berdampak pada kualitas dan kuantitas ASI. Masih dicemari lingkungan yang tidak steril, tak jarang anak akan terkena infeksi yang berakibat pada status gizi dan terganggunya kesehatan si anak. Iya, faktor ekonomi masih mendominasi penyebab munculnya anak gizi kurang atau gizi buruk sekarang ini selain juga pengetahuan yang kurang.

Pernah mendengar slogan gizi “You are what you eat”? Slogan tersebut mengingatkan kita akan kondisi kesehatan kita kelak terhadap apa yang kita makan pada saat ini maupun masa lalu. Gizi merupakan salah satu penentu kesehatan masa depan kita. Namun, banyak orang yang belum sadar dan peduli akan kebutuhan gizinya. Bahkan orang yang sakit banyak yang mengabaikan tentang hal ini. Kita lihat contoh saja, misal kita dalam kondisi tidak enak badan karena cuaca yang buruk dan belum sampai jatuh sakit, sebenarnya kita bisa mencegahnya tanpa menunggu sampai terdiagnosa ‘sakit’. Kita bisa konsumsi makanan sumber vit. C tinggi atau suplemen vitamin C yang beredar di pasaran, konsumsi makan yang cukup, minum air putih cukup dan istirahat cukup. Kalau kita konsisten, maka kita pun bisa sehat tanpa harus konsumsi obat yang bermacam-macam. Itu hanyalah salah satu contoh kecil, bagaimana dengan pasien-pasien yang terdiagnosa penyakit degenaratif yang mengakibatkan hasil laboratorium tidak normal dan berdampak pada tidak sehatnya tubuh. Kita bahkan bisa mencegahnya dengan memiliki pengetahuan gizi yang luas dan konsisten untuk disiplin menjalankan pengaturan makan secara seimbang.

Gizi bukanlah satu-satunya faktor penentu kesehatan, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi, misal faktor keturunan, gangguan anatomi fisiologi maupun sakit bawaan atau faktor lain yang memang tidak bisa dilakukan usaha preventif. Namun, dengan didampingi asupan gizi seimbang diharapkan yang sudah jatuh dalam kondisi sakit bisa kembali dalam kondisi bugar dan terpenuhinya gizi tanpa memperparah keadaan sakit. Gizi merupakan salah satu faktor penentu kesehatan masa depan yang harus terus dikembangkan dan disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat demi tercapainya Indonesia sehat, sehingga kesadaran akan pentingnya gizi semakin meningkat.

Tanggal 25 Januari 2015 kemarin diperingati sebagai 'hari gizi nasional', syukur Sari Husada bekerja sama dengan komunitas peduli gizi mengadakan ‘Karnaval Ayo Melek Gizi’. Program ini mengenalkan tentang gizi kepada masyarakat agar lebih mengenal dan peduli akan gizi. Disini terdapat berbagai macam acara yang sangat bermanfaat bagi pesertanya. Sayangnya saya tidak bisa mengikuti acara ini. Namun, saya sangat senang dan bangga atas kepedulian Sari Husada untuk mengampanyekan gizi kepada masyarakat sehingga nantinya pengetahuan tentang gizi semakin bertambah. Kegiatan ini diawali dengan jalan sehat, diharapkan peserta juga rutin melakukan aktivitas fisik untuk kesehatan tubuhnya. Terdapat parade sepeda onthel yang dihias dengan bahan pangan bergizi. Ondel-ondel berhias kostum gizi buah dan sayur, hal ini dapat mengenalkan kepada anak untuk mengetahui variasi sayur, dan diharapkan anak juga tidak memilah-milih dalam konsumsi jenis sayur. Ada booth edukasi, dimana masyarakat atau peserta bisa berkonsultasi mengenai gizi dan pastinya akan diberi tahu mengetahui pendidikan gizi sesuai dengan kebutuhan personal masing-masing, karena kebutuhan gizi tiap individu pastilah berbeda. Selain itu ada demo masak makanan sehat, diharapkan peserta mampu memilah jenis bahan makanan yang sehat dan mengolahnya secara cerdas, karena kandungan gizi makanan juga berpengaruh terhadap suhu pemasakan dan sebaiknya tidak melulu digoreng, sebagaimana kebanyakan masyarakat mengolah makanannya sekarang ini.

 Parade Karnaval Ayo melek Gizi
melintasi rute Monas menuju Bundaran HI
dan kembali lagi ke Monas,
semangat jalan sehatnya yaaa...

Ini nih penampakan sepeda onthelnya, lucu abis deh..

Ondel-ondel yang sudah dihias dengan aneka sayur dan buah,
rasanya ingin melahap buahnya, segar euuy :)

Mau konsultasi gizi?
Mampir aja di booth edukasi, ada Ahli Gizi yang siap melayani

Sudah terbayang kan betapa seru, menarik dan bermanfaatnya acara ini. Foto di atas saya ambil dari fans page Nutrsi untuk Bangsa ya. Peserta pasti semakin bertambah pengetahuan gizinya, dan diharapkan mampu menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Memilih menu dengan gizi seimbang, memiliki pola makan yang sehat, selain itu juga membiasakan pola minum yang baik dan jangan lupa untuk membiasakan aktivitas fisik yang cukup untuk menjaga kebugaran tubuh.

Program karnaval ayo melek gizi sudah sangat oke, mungkin lebih baik lagi jika diadakan tidak hanya di ibu kota. Selain itu program penambahan pengetahuan gizi tidak hanya untuk warga kota yang kebanyakan pengetahuan gizinya sudah cukup baik. Di pelosok desa sana, masih banyak masyarakat yang pendidikan rendah dengan pengetahuan gizi kurang, disamping kemampuan ekonomi yang minimalis. Bahkan program ASI ekslusif 6 bulan masih dipertanyakan atau masih menjalankan ASI ekslusif 4 bulan. Mari kita telisik lagi, dimana kader gizi sekarang. Masih juga ada siswa SD bahkan gurunya yang menyebutkan 4 sehat 5 sempurna, dimana semboyan gizi tersebut sudah tidak berlaku dan sudah diganti dengan ‘Pedoman Gizi Seimbang’. Masih banyak masyarakat di pedesaan yang tidak mau aktif dan tidak mau tahu menahu mengenai gizi. Ini adalah beberapa hal yang perlu dibenahi. Semoga Sari Husada dengan program ‘Ayo Melek Gizi’ nantinya akan menuju ke arah sana, ada intervensi bagi masyarakat desa untuk meningkatkan pengetahuan gizi sehingga tidak terjadi salah kaprah tentang gizi.

Pengetahuan gizi harus selalu ditingkatkan untuk semua lapisan masyarakat, karena gizi merupakan salah satu faktor penentu kesehatan masa depan. Mari kita bersama-sama mengampanyekan program 'Ayo Melek Gizi' sehingga pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat semakin meningkat. Mari membangun gizi seimbang, sehingga bisa menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat dan berprestasi.