Kematian, akan datang menghampiri kepada setiap yang bernyawa. Tak kenal umur, tak kenal waktu, semuanya misteri, rahasia Sang Pencipta. Sudah siapkah kamu mati? Aku? Entahlah, sepertinya aku tidak mempunyai hak untuk menjawab belum, karena itu adalah sebuah ketetapan yang pasti akan datang. Aku hanya bisa bercermin, melihat hatiku yang mungkin tidak bersinar, karena tidak pernah diberikan bahan bakar. Aku melihat semua anggota tubuhku yang banyak tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sementara banyak orang di luar sana, dengan keterbatasannya melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang normal biasa. Betapa sehatnya tubuhku, aku bisa melakukan semua hal yang aku suka, tapi apakah bermanfaat? Aku hanya diam. Aku putar kembali waktuku ke belakang, aku malu, banyak waktu terbuang dengan hal-hal yang tak berguna. Cermin mungkin lebih tahu jawaban akan kesiapanku terhadap kematian. Instropeksi, perbaiki diri, revolusi, kebaikan hati untuk keluarga dan semua orang, zikrullah, serta berdoa agar kita bisa kembali dalam keadaan husnul khotimah dan kelak mendapat syafaat Rasulullah di akhir zaman.
Sabtu, 01 Desember 2012
Tiba-tiba
Semula biru menjadi kelabu
Secercah cahaya muncul, disusul gemuruh
Titik titik kecil mulai jatuh, semakin lama semakin menjadi
Aroma tanah menyeruak memberikan rasa nyaman
Angin bertiup kencang, menggoyangkan seluruh alam
Mereka berlomba, akhirnya menggenang, bahkan tumbang
Para penghuni bumi ikut merayakan, atau kesusahan?
Mereka yang selalu kotor, keluar bergerombol
Menunggu surut mungkin, sepertiku
Aku mengkerut, sedikit takut
Bergumam tasbih, zikrullah
Bergumam tasbih, zikrullah
Mencoba menikmati dan bersyukur
Jumat, 19 Oktober 2012
Think
Manusia sering berfikir “jika”, “seandainya”,”seumpama”
dan sejenisnya, sebuah pengandaian dan penyesalan yang tidak jarang terdengar
dari sesosok manusia yang tidak pernah puas, yang konon katanya makhluk paling sempurna karena mereka dibekali hawa nafsu. Jika kita berpikir sejenak dan
menghayati skenario yang sudah terlewati, ada manis, pahit, asin serta asam
sudah terkenyam dalam memory dan membekas di hati. Semua yang sudah
terjadi tidak perlu kita sesali karena suatu hari nanti kita akan mendapatkan
sebuah hasil akhir yang membuat kita tersenyum. Kita akan menyadari kenapa kita
memilih jalan ini kenapa memilih jalan itu, karena Sang Maha Petunjuk yang
mengarahkan kita menuju kebahagiaan mutlak. Akan tetapi senyuman itu tidaklah
gratis, kolaborasi antara ikhtiar dan doa harus terlewati, selain itu harus
tetap ikhlas dan istiqomah. Hal-hal tersebut merupakan kunci meraih kebahagiaan
skenario dari Allah. Never give up n trust that Allah always give the best
for us.
Betapa tidak, Dia adalah Yang Maha Mengetahui dan sudah merencanakan sebuah
skenario yang indah untuk makhluk-Nya.
Tulisan ini ditulis oleh penulis pada 13-08-'11 23:49 dan dipublikasikan dengan proses pengeditan pada tanggal dan waktu yang sudah tertera.
Masalah??
Dan sekali lagi aku akan
merasakan tekanan yang sama. Tekanan yang mungkin berasal dari diriku sendiri,
akan ketidaksiapan, lagi-lagi kemalasan. Dimana jika dia datang menekanku akan
bermunculan jerawat di wajahku. Atau ketika dia semakin menghimpitku bahkan
perutku sakit hingga harus bolak-balik ke kamar mandi. Begitulah aku ketika
tekanan bertamu padaku. Mungkin respon tubuhku terlalu ekstreme untuk
menghadapi tekanan, aku terlalu takut akan tantangan atau memang aku dilahirkan
sebagai seorang pengecut, yang selalu mengkerut bila masalah datang bersua.
Minggu, 14 Oktober 2012
Horok-horok, Kuliner Unik Khas Jepara
Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan kulinernya. Ada beraneka
ragam jenis makanan yang tersebar dari sabang hingga merauke dan setiap daerah
memiliki ciri khas masing-masing. Jepara merupakan salah satu daerah yang
mempunyai beberapa macam kuliner yang menjadi ciri khas. Akan tetapi ada
makanan khas asli Jepara yang cukup langka dan sullit ditemukan di daerah lain,
yaitu horok-horok.
Sebagian besar mungkin asing dengan horok-horok dan pasti
bertanya-tanya, makanan seperti apa sih itu? Horok-horok merupakan makanan khas
asli Jepara yang terbuat dari tepung aren, bentuknya butiran-butiran kecil menyerupai steoroform. Rasanya gurih
dengan tekstur yang liat dan kenyal. Kalau masih penasaran, saya sudah
sertakan gambarnya, supaya lebih jelas. Proses pembuatannya cukup rumit dan memerlukan waktu yang lama, kurang
lebih selama 2 hari. Pada awalnya,
tepung aren dicuci terlebih dahulu, kemudian dikeringkan, setelah itu tepung aren
disangrai. Tepung aren yang sudah kering kemudian dikukus. Setelah masak
dituang dalam tempayan, kemudian diaduk menggunakan sisir. Tepung aren yang
sudah dikukus tadi walaupun terlihat kenyal dan liat, akan menjadi
butiran-butiran kecil menyerupai sterofoam karena proses pengadukan menggunakan
sisir. Untuk menambah rasa, bisa ditambahkan sedikit garam dan dimakan sebagai
campuran bakso, gado-gado, pecel atau sate kikil.
Langganan:
Postingan (Atom)