Minggu, 03 Januari 2016

Si Tukang Iri

Entah sejak kapan saya menjadi tukang iri. Melihat orang lain mendapatkan ini, saya menginginkannya. Orang lain mendapatkan itu, saya pun menginginkannya. Orang lain pergi ke suatu tempat, saya juga ingin kesana. Saya bukannya menginginkan kebahagiaan orang lain hilang dan berpindah kepada saya, bukan. Saya hanya ingin mendapat rezeki seperti mereka yang sudah kebagian terlebih dahulu oleh Sang Pemberi Rezeki.

Keirian saya juga bukan hal yang jelek kok, insha Allah.

Ketika muslimah yang menjaga dirinya dengan baik, dan intim dengan Allah, istiqomah di jalan-Nya. Serta dipertemukan dengan jodohnya dalam usia yang muda belia dan mendapat restu dari kedua belah pihak, saya senang dan juga iri. Berharap segera dipertemukan dengan jodoh yang baik. Mengarungi bahtera rumah tangga bersama, bekerja sama membangun istana di surga. Mempunyai keturunan yang shalih shalihah. Berharap kelak dipertemukan lagi pada kehidupan yang kekal abadi dengan keadaan yang baik.


Ketika mereka mendapat kesempatan silaturahmi ke tanah haram. Mendapatkan kesempatan perjalanan ke belahan bumi lain, entah untuk menuntut ilmu, kursus, maupun liburan.Ketika beberapa orang dengan kreatifnya selalu produktif setiap hari, menghasilkan karya yang unik dan menggemaskan serta banyak orang menyukainya. Saya melihat tersebut rasanya ingin sekali berontak, kenapa saya tidak melakukan apapun. Iya, saya iri dengan mereka yang berjiwa kreatif.


Ketika orang-orang sukses dengan usahanya, memproduksi sesuatu atau menjual sesuatu yang menjadi incaran. Rezeki berlimpah, istiqomah dalam sedekah.


Ketika orang-orang mendapatkan hadiah istimewa dari Allah, berupa banyak materi. Hadiah kejutan dari Allah berupa gadget, liburan wisata, tabungan, perjalanan umroh, atau sekedar produk-produk yang bermanfaat untuk sehari-hari


Saya hanya bisa berbisik pada diri sendiri, saya juga ingin mendapatkan rezeki seperti mereka. Saya iri melihat mereka, mendapakan rezeki yang berlimpah ruah. Saya pun tahu bahwa semuanya tidak instant, saya hanya melihat hasil akhirnya saja. Saya belum melihat mereka berjuang mati-matian untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Itulah yang harus saya contoh, harus menjadi motivasi untuk saya agar selalu berusaha keras dan berdoa. Mendapatkan apa yang diimpikan. Akan tetapi ingat, bahwa segala keputusan berada di tangan Allah. Jadi, apapun hasilnya itu adalah yang terbaik. Ingat, bahwa Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Dan jika kita belum mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, mungkin kita belum pantas. Maka selalu pantaskan diri, selalu perbaiki diri agar menjadi lebih baik dari hari ke hari. Selalu berusaha lagi dan lagi jika gagal. Jika kita terjatuh, selalu untuk bangkit berdiri dan kemudian berlari, mengejar mimpi. Kita tak pernah tahu, usaha mana yang akan membuahkan hasil. Keep struggle :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar