Senin, 10 Februari 2014

Falling In Love with Saga Seeds

Suatu hari ketika aku masih duduk di bangku SMP aku menyempatkan main ke perpustakaan sekolah. Di sana aku meminjam buku kerajinan tangan dan aku membawanya pulang. Sedari dulu aku memang sangat tertarik dengan dunia crafting, apapun bahan dan metodenya. Sesuatu yang handmade dan natural pasti aku suka, selain alat tulis ya (haha). Nah, disitu ada tutorial membuat jam dinding yang dihias dengan biji-bijian, salah satunya adalah biji yang warnanya merah cerah dan mengkilat, sangat cantik. Sejak saat itu aku sangat penasaran dengan biji merah itu. Waktu itu aku belum mengenal yang namanya internet, jadi belum secanggih sekarang. Kalau sekarang mau penasaran sama apapun tinggal googling, ketemu deh, lha dulu, cukup terpendam saja. Sudah pernah tanya kakak, tapi juga gak tau.

Begitulah pertama kali aku mengenal biji saga, waktu itu namanya pun aku tak tahu, hanya tahu sebatas biji berwarna merah yang sangat cantik. Dan ketika aku duduk di bangku SMA, kakakku yang waktu itu sudah kuliah di sebuah universitas di Semarang bercerita bahwa di sekitar kampusnya ada biji ogo, dia mengambilnya beberapa ketika lewat disana. Dia sempat membawa pulang, yups dan benar itu adalah biji merah yang selama ini aku cari- cari.

Begitulah aku mengenalnya, dan baru tahun kemarin aku menyempatkan untuk mencari sendiri di sekitar perpustakaan UNDIP, senengnya minta ampun lihat nih biji bertebaran di bawah pohonnya. Dan beberapa waktu lalu lihat di KRB, tapi belum nemu pohonnya. Dan kemarin nemu nih biji di monas. Huwaaa, senangnyaaa, lain waktu boleh lah kesana lagi, hehee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar