Saya bukanlah tipe orang rapi dan bersih. Menata barang di kamar sesuai
dengan tempatnya atau menyapu lantai setiap jam jika ada kotoran sekecil
apapun. Saya masih menumpuk cucian piring kotor atau baju kotor *oops. Tapi saya tetapi menyukai kerapihan dan kebersihan, terutama di luar area saya. Tempat kerja dan
tempat makan wajib bersih di mata saya. Dan ini adalah hal yang sangat sulit
diterapkan ya, apalagi tempat makan.
Sabtu, 30 Januari 2016
Rabu, 13 Januari 2016
Resolusi Sehat 2016
Semangat baru menyambut tahun baru. Tahun ini saya akan bertekad menjadi sosok yang lebih sehat. Karena sehat adalah nikmat paling berharga dalam hidup ini. Maka kita wajib untuk menjaganya. Tagline saya tahun ini untuk menjaga kesehatan adalah ‘Terapkan hidup sehat, lebih baik mencegah daripada mengobati.” Setiap orang pastinya tidak menginginkan keadaan sakit, oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan dengan baik. Tidak susah kok, ini beberapa list yang saya coba terapkan dalam keseharian saya.
Minggu, 03 Januari 2016
Si Tukang Iri
Entah sejak kapan saya menjadi tukang iri. Melihat orang
lain mendapatkan ini, saya menginginkannya. Orang lain mendapatkan itu, saya pun
menginginkannya. Orang lain pergi ke suatu tempat, saya juga ingin kesana. Saya
bukannya menginginkan kebahagiaan orang lain hilang dan berpindah kepada saya,
bukan. Saya hanya ingin mendapat rezeki seperti mereka yang sudah kebagian
terlebih dahulu oleh Sang Pemberi Rezeki.
Sabtu, 02 Januari 2016
Jumat, 01 Januari 2016
Yuk Dijaga Lisannya!
Suatu hari saya
melihat anak kecil di mall, kira-kira usianya 3 sampai 4 tahun, dia sedang
jalan-jalan bersama keluarganya. Anehnya dia didorong oleh ayahnya naik stroller.
Langsung saya nyeletuk sama teman main, ‘Sudah gedhe kok masih pakai stroller,
emang gak bisa jalan sendiri?’, dengan nada ketus khas saya. Partner saya hanya
diam, sepintas melirik anak dan keluarganya tanpa menanggapi celotehan saya.
Beberapa menit kemudian saya berpapasan lagi dengan anak kecil tadi. Saya amati
dia dari atas sampai bawah, dan saya kaget melihat ada semacam pen penyangga di
kedua pergelangan kakinya. Saya sangat menyesal atas ucapan yang sudah
terlontar, walaupun anak kecil dan keluarga tidak mendengar ucapan saya. Saya
merasa bersalah karena langsung mengambil kesimpulan sederhana atas sesuatu
yang saya lihat tanpa menganalisa terlebih dahulu.
Langganan:
Postingan (Atom)